Pages

Jumat, 14 Mei 2010

Jaring laba laba berumur jutaan tahun


Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi.

Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia.

Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.
Jaring halus laba-laba tertua di dunia ditemukan di Sussex, Inggris, Jaring yang diperkirakan sekitar 140 juta tahun lalu ditemukan dalam keadaan terawetkan didalam batu ambar. Batu itu terbentuk oleh getah damar yang menggenanginya lalu mengeras dan membatu. Dalam batu yang sama ditemukan juga sisa tanaman, kotoran serangga, dan mikroba purba.

peneliti Martin Brasier dari Universitas Oxford mengatakan bahwa :"Ini adalah jaring laba-laba paling tua yang pernah ditemukan menurut catatan fosil kami,"

untuk merekonstruksi kembali dan meneliti jaring tersebut beserta simpulnya.Martin Brasier dan rekan-rekannya memanfaatkan teknik komputerisasi yang disebut confocal microscopy. Beberapa hal, termasuk simpul yang disambung menggunakan cairan lengket, menunjukkan bahwa jaring tersebut dibuat oleh laba-laba yang berkerabat dengan laba-laba kebun modern. Sisa-sisa cairan lengket itu ikut terawetkan dalam batu ambar.

Martin Brasier juga mengatakan bahwa : “berdasar bentuk jaringnya, hewan ini memangsa serangga terbang, seperti lalat dan nenek moyang lebah, tawon, serta kumbang,"hal ini didasarkan pada Analisis mengenai jaring tersebut yang juga memberi petunjuk tentang makanan laba-laba.
Pada tahun 2006, para peneliti menemukan jaring laba-laba yang juga terawetkan dalam batu ambar. Usianya diperkirakan sekitar 136 juta tahun.
 

Blog Archive