Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan
lautan, sehingga bangsa Indonesia disebut juga sebagai bangsa bahari.
Hamparan laut luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk
mengembangkan sumber daya laut yang memiliki keragaman, baik sumber
daya hayati maupun sumber daya lainnya. Salah satu potensi sumber daya
hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya
adalah terumbu karang.
Terumbu karang, selain berfungsi untuk kembangbiak ikan, pelindung pantai dari erosi dan abrasi, juga bermanfaat untuk sektor pariwisata. Terumbu karang merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir dan 60 persen penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.
Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Terumbu karang yang hidup di perairan Indonesia mencapai 284.300 km2 dan terumbu karang Indonesia mencapai 18 persen terumbu karang di dunia. Jenis terumbu karang tersebut lebih kurang 354 jenis yang terbagi ke dalam 75 marga. Fakta lain menyebutkan, pendapatan terumbu karang Indonesia mencapai US$1,6 milyar/tahun, dan pendapatan pelayanan dan sumber dayanya mencapai 61,9 milyar/tahun. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis di antaranya hidup di terumbu karang.
Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per kilometer persegi per tahun. Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk wisata bahari Indonesia. Masyarakat di sekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah.@Lihat saja Raja Ampat di Papua, daerah tersebut begitu terkenal dan dikunjungi para wisatawan karena terumbu karangnya yang indah.
Sayangnya, karena ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya terumbu karang bagi kehidupan manusia, sekitar 30 persen terumbu karang di lautan Indonesia mengalami kerusakan. Tidak hanya di Indonesia, terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam rusak di dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa 10 persen dari terumbu karang dunia telah mengalami degradasi atau kerusakan.
Beberapa faktor rusaknya terumbu karang di Indonesia disebabkan karena aktivitas manusia, di antaranya adalah:
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya.
Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.
Tidak sedikit yang berjuang untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang, baik lembaga pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat, dengan cara pemasangan terumbu karang buatan. Terumbu karang buatan adalah bentuk bangunan atau benda yang diturunkan ke dasar perairan sehingga dapat menyerupai atau berfungsi sebagai habitat ikan.
Selain itu, hal terpenting adalah setiap insan menyadari betapa pentingnya kehidupan terumbu karang untuk kita. Banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari sana. Dengan demikian kita bersama-sama menjaga kehidupan terumbu karang. Pemetaan zona penangkapan ikan harus segera diberlakukan, tidak menggunakan alat peledak dan racun ketika menangkap ikan, dan mengurangi algae yang hidup bebas di dalam air.
Terumbu karang, selain berfungsi untuk kembangbiak ikan, pelindung pantai dari erosi dan abrasi, juga bermanfaat untuk sektor pariwisata. Terumbu karang merupakan sumber mata pencaharian bagi masyarakat pesisir dan 60 persen penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pesisir.
Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Terumbu karang yang hidup di perairan Indonesia mencapai 284.300 km2 dan terumbu karang Indonesia mencapai 18 persen terumbu karang di dunia. Jenis terumbu karang tersebut lebih kurang 354 jenis yang terbagi ke dalam 75 marga. Fakta lain menyebutkan, pendapatan terumbu karang Indonesia mencapai US$1,6 milyar/tahun, dan pendapatan pelayanan dan sumber dayanya mencapai 61,9 milyar/tahun. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis di antaranya hidup di terumbu karang.
Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3-10 ton ikan per kilometer persegi per tahun. Keindahan terumbu karang sangat potensial untuk wisata bahari Indonesia. Masyarakat di sekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran dan penginapan, sehingga pendapatan mereka bertambah.@Lihat saja Raja Ampat di Papua, daerah tersebut begitu terkenal dan dikunjungi para wisatawan karena terumbu karangnya yang indah.
Sayangnya, karena ketidakpedulian masyarakat akan pentingnya terumbu karang bagi kehidupan manusia, sekitar 30 persen terumbu karang di lautan Indonesia mengalami kerusakan. Tidak hanya di Indonesia, terumbu karang merupakan salah satu ekosistem yang paling terancam rusak di dunia. Perkiraan terakhir menunjukkan bahwa 10 persen dari terumbu karang dunia telah mengalami degradasi atau kerusakan.
Beberapa faktor rusaknya terumbu karang di Indonesia disebabkan karena aktivitas manusia, di antaranya adalah:
1. Terumbu karang yang hidup di dasar laut merupakan sebuah pemandangan yang cukup indah. Banyak wisatawan melakukan penyelaman hanya untuk melihatnya.
Sayangnya, tidak sedikit dari mereka menyentuh bahkan membawa pulang terumbu karang tersebut. Padahal, satu sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang.
2. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut.
3. Mungkin tidak banyak yang sadar, penggunaan pupuk dan pestisida buatan pada lahan pertanian turut merusak terumbu karang di lautan. Karena meskipun jarak pertanian dan bibir pantai sangat jauh, residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada akhirnya akan terbuang ke laut melalui air hujan yang jatuh di lahan pertanian.
4. Boros menggunakan air, karena semakin banyak air yang digunakan semakin banyak pula limbah air yang dihasilkan dan akhirnya mengalir ke laut. Limbah air tersebut biasanya sudah mengandung bahan kimia.
5. Terumbu karang merupakan tujuan wisata yang sangat diminati. Kapal akan lalu lintas di perairan. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Penambangan pasir atau bebatuan di laut dan pembangunan pemukiman di pesisir turut merusak kehidupan terumbu karang. Limbah dan polusi dari aktifitas masyarakat di pesisir secara tidak langsung berimbas pada kehidupan terumbu karang. Selain itu, sangat banyak yang pengambilan karang untuk bahan bangunan dan hiasan akuarium.
7. Masih banyak yang menangkap ikan di laut dengan menggunakan bom dan racun sianida. Ini sangat mematikan terumbu karang.
8. Selain karena kegiatan manusia, kerusakan terumbu karang juga berasal dari sesama mahkluk hidup di laut. Siput drupella salah satu predator bagi terumbu karang.
Tidak sedikit yang berjuang untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang, baik lembaga pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat, dengan cara pemasangan terumbu karang buatan. Terumbu karang buatan adalah bentuk bangunan atau benda yang diturunkan ke dasar perairan sehingga dapat menyerupai atau berfungsi sebagai habitat ikan.
Selain itu, hal terpenting adalah setiap insan menyadari betapa pentingnya kehidupan terumbu karang untuk kita. Banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari sana. Dengan demikian kita bersama-sama menjaga kehidupan terumbu karang. Pemetaan zona penangkapan ikan harus segera diberlakukan, tidak menggunakan alat peledak dan racun ketika menangkap ikan, dan mengurangi algae yang hidup bebas di dalam air.